Punden Boja yang terletak di Desa Sumberbening, Kecamatan Bringin,Kabupaten Ngawi,Jawa Timur, sudah lah tidak asing lagi bagi warga Ngawi, Madiun, Ponorogo,magetan dan khususnya bagi para pemburu pesugihan yang ingin menjadi kaya dengan cara cepat.Apalagi banyak beredar cerita tentang pelaku pesugihan yang telah sukses mengeruk uang tunai dari tempat tersebut.
Punden mboja sendiri berbentuk sebuah pohon kamboja yang umurnya sudah mencapai ratusan tahun.Pohon ini sebetulnya adalah sebuah nisan penanda sebuah makam dari seorang yang bernama raden subakir,,yaitu seorang yang kaya raya yang hidup pada jaman kerajaan pajang.Namun pada saat terjadi perang antara kerajaan pajang dan mataram dia bersama istrinya pergi mengungsi hingga sampai ke wilayah atau daerah ngawi.
Konon katanya,pada saat mengungsi raden subakir membawa harta benda yang sangat banyak,hingga berpuluh puluh peti jumlahnya.Dan dengan harta yang di milikinya itu juga,raden subakir ikut membiayai perang yang di lakukan oleh ronggo jumeno dari madiun melawan kerajaan mataram.
Ini di lakukan karena raden subakir tidak suka dengan mataram.
Beberapa tahun kemudian raden subakir dan istrinya meninggal dunia dan mereka berdua di makam kan bersama sama.Dan sesuai pesan sebelum meninggal,,harta benda nya harus ikut di kuburkan bersama jasadnya juga.Yang kemudian di tancapkan sebatang pohon kamboja yang hidup hingga kini.
Seiring berjalannya waktu,banyak yang mempercayai bahwa punden mboja ini adalah tempat keramat untuk ngalap berkah,mencari pelarisan dan yang paling terkenal adalah pesugihan pinjam uang ghaib!!
Hingga kini tempat ini pun masih banyak di kunjungi oleh orang dari berbagai kota di indonesia.Mereka datang ke tempat ini dengan niat bisa menjadi kaya secara cepat dengan pinjaman uang ghaib tersebut.
Menurut juru kunci punden mboja,mbah miran (foto di atas) untuk mendapatkan pesugihan pinjaman uang ghaib atau bank ghoib,si pelaku harus melakukan ritual dipunden tersebut,tepatnya di bawah pohon kamboja.Dengan menyiapkan sesaji lengkap dan yang nanti nya akan di pandu oleh sang juru kunci.Ritual dilakukan pada malam jumat kliwon atau legi."Syaratnya harus pas,tidak boleh lebih apalagi kurang" kata Mbah Miran sang juru kunci.
"Kata mbah miran,, hasil ritual tidak bisa langsung cair...Setelah selesai melakukan semua proses ritual di punden mboja,maka pelaku harus pulang dan menyediakan kamar khusus.Jika ritual dan sesaji diterima oleh "danyang penguasa" maka dalam waktu 40-90 hari,,uang secepatnya dikirim dan di terima pelaku di dalam kamar khusus yang sudah di sediakan sebelumnya.
Ada dua pilihan untuk pelaku pesugihan di punden mboja ini,yaitu :
1.Meminjam : dapat menyebut jumlahnya tapi tidak bisa lebih dari 3 milyar.
2.Meminta : yang didapat jumlahnya sekedarnya,karena faktor sangat butuh uang.
Menurut mbah miran sang juru kunci,pesugihan di punden mboja ini tidak ada tumbal nya...Namun meskipun begitu,para "nasabah" atau si peminjam uang harus mengembalikan uang pinjaman tersebut"
Nasabah dapat mengembalikan pinjaman uangnya sampai umur 90 tahun,jika dalam tempo itu dapat mengembalikan uangnya,maka nasabah itu "bebas" dijadikan tumbal,Namun jika tidak tepat waktu pengembaliannya maka pelaku yang akan jadi tumbal! Dan akan menjadi budak di tempat itu.
Terlepas benar atau tidaknya hal ini,,kebanyakan orang yang sudah berhasil mendapatkan uang ghaib akan sulit untuk mengembalikan pinjaman ghaib tersebut...banyak sekali faktor yang menyebabkan orang itu akan lalai dan lupa akan perjanjian nya.
Karena pada dasarnya,tidak ada pesugihan apa pun itu yang tidak minta tumbal.